Kanker Payudara
Administrator | 12 Februari 2025 | Dibaca 60 kali |

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

“70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,” kata Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia,

Padahal sekitar 43% kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.

Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di dalam jaringan payudara

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini, antara lain:

  • Usia: Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga dekat yang telah atau sedang mengidap kanker payudara dapat meningkatkan risiko.
  • Mutasi Genetik: Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Riwayat Pribadi: Jika seseorang telah memiliki kanker payudara pada satu payudara, risiko untuk mengembangkan kanker pada payudara lainnya juga meningkat.
  • Faktor Hormonal: Faktor-faktor seperti menstruasi yang dimulai pada usia yang lebih muda, menopause yang terlambat, atau penggunaan terapi hormon pengganti setelah menopause dapat memengaruhi risiko kanker payudara.

Gejala 

  • Benjolan atau perubahan bentuk pada payudara.
  • Pembengkakan pada ketiak.
  • Perubahan pada kulit payudara, seperti kemerahan atau pengkerutan.
  • Perubahan pada puting susu, seperti retraksi atau keluarnya cairan.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara.

Diagnosis 

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa payudara dan kelenjar getah bening di sekitarnya.
  • Mamografi: Pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk mendeteksi adanya perubahan atau benjolan pada payudara.
  • USG Payudara: Digunakan untuk memperjelas gambaran pada mamografi atau mengevaluasi benjolan yang teraba pada payudara.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan dari area yang mencurigakan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan

  • Bedah: Prosedur pembedahan dapat meliputi pengangkatan tumor (lumpektomi atau mastektomi) dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena.
  • Radioterapi: Penggunaan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa setelah operasi.
  • Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.
  • Terapi Hormon: Pemberian obat hormonal untuk memblokir pengaruh hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Pencegahan

  • Pemeriksaan Rutin dan Deteksi Dini: Melakukan pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan medis rutin, serta mamografi berkala dapat membantu dalam deteksi dini kanker payudara.
  • Gaya Hidup Sehat: Mengadopsi pola makan sehat, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol berlebihan dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

Komplikasi

  • Penyebaran Kanker: Kanker payudara dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, hati, paru-paru, atau otak.
  • Efek Samping Pengobatan: Terapi seperti kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan efek samping seperti kelelahan, mual, penurunan berat badan, dan kerontokan rambut.

Kanker payudara merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko, segera konsultasikan ke dokter .



Sumber :https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/neoplasma/kanker-payudara

BAGIKAN :