Gondongan
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi biasanya
menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu
pembengkakan. Gejala umum saat seseorang mengalami gondongan adalah
pembengkakan pada pipi dan rahang. Kelenjar parotis, yang terletak di bawah
telinga, berfungsi untuk memproduksi air liur. Gondongan terjadi ketika
kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi virus dari golongan paramyxovirus.
Virus tersebut dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah
atau air liur yang keluar mulut atau hidung. Penyakit ini perlu diatasi dengan
baik karena dapat memicu komplikasi pada pengidapnya, seperti penyebaran
infeksi virus pada otak hingga kehilangan pendengaran. Untuk itu, penting
mengetahui pencegahan atau pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan
risiko gondongan.
Penyebab Gondongan
Gondongan
disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini
bisa masuk ke dalam tubuh manusia kemudian akan menetap, berkembang biak, dan
menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
Penyebaran virus ini
bisa dengan mudah terjadi saat :
1. Menghirup percikan
lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara.
2. Melakukan kontak
langsung dengan penderita, misalnya berciuman.
3. Menyentuh benda-benda
yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci
tangan terlebih dahulu.
4. Berbagi alat makan dan
minum dengan penderita.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
gondongan, yaitu :
1. Belum mendapat vaksin
MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
2. Berusia 2-12 tahun.
3. Memiliki daya tahan
tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS, menggunakan obat
kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang dalam pengobatan kemoterapi.
4. Tinggal atau bepergian
ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.
Gejala Gondongan
Gejala
gondongan biasanya baru akan muncul 12-25 hari setelah terinfeksi virus.
Gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan gejala penyakit
infeksi.
Berikut
ini adalah beberapa gejala yang akan timbul saat terjadi gondongan :
1. Pipi bengkak, bisa hanya
satu sisi atau kedua sisi, akibat pembengkakan kelenjar parotis.
2. Nyeri saat mengunyah
atau menelan makanan.
3. Demam hingga 39°C.
4. Mulut kering
5. Sakit
kepala
6. Nyeri
sendi
7. Nyeri
perut
8. Mudah
lelah
9. Hilang
nafsu makan.
Meski
demikian, pada beberapa penderita, gejala gondongan dapat lebih ringan atau
menyerupai gejala pilek. Beberapa penderita bahkan tidak mengalami gejala apa
pun.
Kapan Harus ke Dokter
Pemeriksaan
ke dokter perlu segera dilakukan jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang
lebih serius, seperti :
1.
Sakit kepala hebat.
2.
Kesadaran menurun atau pingsan.
3.
Kejang
Pemeriksaan Gondongan
Dokter
akan melakukan pemeriksaan pada pipi atau leher pasien yang membengkak, serta
melihat kondisi tenggorokan dan tonsil (amandel) pasien.
Untuk
memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa :
1. Tes swab pada pipi
bagian dalam (buccal
swab), untuk mendeteksi jenis mikroorganisme yang menyebabkan
gondongan.
2. Tes darah, untuk
mendeteksi infeksi virus dalam darah.
3. Tes urine,
untuk mengonfirmasi dan mendeteksi penyebaran infeksi ke saluran kemih.
Penanganan Gondongan
Jika
sistem imun penderita baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu
1-2 minggu. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan
gejala yang muncul saat menderita gondongan adalah :
1. Mencukupkan waktu tidur
dan istirahat.
2. Memperbanyak minum air
putih.
3. Mengompres area yang
bengkak dengan air hangat atau air dingin guna meredakan rasa sakit.
4. Mengonsumsi makanan
lunak agar tidak perlu mengunyah terlalu banyak.
5. Mengonsumsi pereda demam
dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol.
Pencegahan Gondongan
Penyakit
gondongan bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella)
pada anak-anak. Vaksin MMR berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit
campak, gondongan, dan rubella.
Vaksin
ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 18
bulan dan saat anak berusia 5-7 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum
sempat dilakukan saat usia 18 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan
hingga anak berusia 3 tahun.
Jika
belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan
pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang
yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan.
Selain
itu, pencegahan gondongan juga bisa dilakukan dengan cara berikut :
1. Rutin mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
2. Tidak berbagi peralatan
mandi atau makan dengan penderita.
3. Menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
Sumber: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1467/gondongan